Latarbelakangnya adalah kerja nyata dan lepas dari hingar bingar politik. Seperti diketahui era demokrasi liberal selalu diwarnai jatuh bangun kabinet dan kisruh politik hingga pembangunan tak berjalan. Antara 10 Juli 1959 hingga 27 Agustus 1964, Soekarno membentuk Kabinet Kerja I hingga IV. Selanjutnya Soekarno melanjutkan dengan nama Kabinet
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Sejarah » Pembentukan Kabinet Ampera Unsur, Tugas, dan Program Juni 10, 2017 1 min readKabinet Ampera – Orde Baru merupakan masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung antara tahun 1966 sampai tahun 1998. Pada tahun 1998 Presiden Soeharto dan Orde Baru mengalami keruntuhan yang salah satu penyebabnya adalah krisis ekonomi. Permasalahan-permasalahan banyak terjadi pada Masa Orde baru ini, seperti kolusi, korupsi, nepotisme dan krisi ekonomi. Maka, pemerintahan selama 32 tahun yang dijalankan oleh Soeharto berakhir dengan semangat reformasi untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan tetapi tidak selamanya sejarah Orde Baru berakhir dengan kehancuran. Pada awal berdirinya, Masa Orde baru menjadi titik kebangkitan bangsa Indonesia, karena memang pada saat ini terjadi perubahan yang cukup besar dari masa Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa diantaranya pembaruan struktur politik dan ekonomi Indonesia, sebagai langkah awal mulai dibentuklah beberapa sistem dan struktur pemerintahan. Salah satunya adalam pembentukan Kabinet Ampera, berikut Kabinet AmperaPada tanggal 26 juli 1966, Presiden Soekarno membubarkan Kabinet Dwikora dan membentuk kabinet Ampera. Berdasarkan Tap MPRS No. XII Tahun 1966, Presiden menugaskan pembentukan Kabinet Ampera Kepala Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban TAP MPRS No. IX Tahun 1966. Sesuai dengan TAP MPRS tersebut pula di dalam melaksanakan tugas itu Letnan Jenderal Soeharto telah mengadakan konsultasi dengan Pimpinan MPRS dan DPR-GR. Kabinet Ampera terdiri dari tiga unsur, yaitu sebagai berikut. Pimpinan, yaitu Presiden. Pembantu pimpinan yang terdiri dari lima orang Menteri Utama yang secara bersama merupakan Presidium dengan Letnan Jenderal Soeharto, menteri utama bidang Hankam sebagai ketua Presidium. Anggota-anggota Kabinet, yang terdiri dari 24 orang menteri yang masing-masing memimpin departemen di bawah koordinasi Presidium kabinet melalui menteri utama yang membawahi bidang-bidang yang pokok Kabinet Ampera berdasarkan TAP MPRS No. XII Tahun 1966 adalah mewujudkan Mewujudkan stabilitas politik. Mewujudkan stabilitas ekonomi, dan dikenal sebagai programnya atau program “Catur Karya” adalah sebagai berikut. Memperbaiki peri kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan. Melaksanakan pemilihan dalam batas waktu seperti dicantumkan dalam ketetapAn MPRS No. XI/MPRS/1966. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966. Melaksanakan perjuangan anti imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan itulah sedikit penjelasan mengenai pembentukan Kabinet Ampera pada masa Presiden Soekarno beserta unsur, tugas pokok, dan program Catur Karya. Demikian artikel mengenai sejarah Indonesia, dan semoga bermanfaat. Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! byAdmin IG - Maret 02, 2020 4. Soal dan Kunci Jawaban US (USBN) SMA Mapel Sejarah K-13 Tahun 2020. Pada kesempatan kali ini memberikan informasi untuk adik-adik semua menegnai soal USBN di tahun ini. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan satuan pendidikan Tuliskan 4 Program Kerja dari Kabinet Ampera! – Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 maka dibentuk Kabinet Ampera pada tanggal 25 Juli 1966. Pembentukan Kabinet Ampera merupakan upaya mewujudkan Tritura yang ketiga, yaitu perbaikan ekonomi. Tugas pokok Kabinet Ampera disebut Dwi Dharma yaitu menciptakan stabilitas politik dan stabilitas kerjanya disebut Catur Karya, yang isinya antara lain1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan, 2. Melaksanakan Pemilu, 3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional, dan 4. Melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan dilantiknya Jenderal Soeharto sebagai presiden yang kedua 1967-1998, Indonesia memasuki masa Orde Baru. Selama pemerintahan Orde Baru, stabilitas politik nasional dapat pemerintahan Presiden Soeharto disebabkan oleh beberapa faktor Presiden Soeharto mampu menjalin kerja sama dengan golongan militer dan cendekiawan. 2. Adanya kebijaksanaan pemerintah untuk memenangkan Golongan Karya Golkar dalam setiap pemilu. 3. Adanya penataran P4 Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila sebagai gerakan budaya yang ditujukan untuk membentuk manusia Pancasila, yang kemudian dikuatkan dengan ketetapan MPR No II/MPR/1978. dAUK.